Padahalkita tahu bahwa sebuah mesin atau robot bukan benda yang memiliki kemampuan berpikir alami seperti manusia, ia memiliki kemampuan seperti itu karena didalamnya ditanam peralatan yang membuatnya dapat meniru kemampuan manusia dalam berpikir. lalu apa sebenarnya perbedaan antara berpikir sebagai karakter-sifat manusia
Work Projects Administration Federal Theatre Project, New York City Poster The Work Project Administration untuk pentas RUR di Teater Marionette, Amerika Serikat. “Dari mana asal Anda?”“Dari sini, pabrik.”“Oh, Anda lahir di sini.”“Ya, saya dibuat di sini.”“Apa?!!!” secuplik percakapan Helena dan Sulla dalam drama bertajuk kependekan dari Rossumovi Univerzalni Roboti. Dalam bahasa Indonesia bermakna Robot Universal Rossum. Sulla bukanlah manusia, melainkan seorang robot. Sedangkan Helena adalah putri seorang pimpinan dari industri yang sangat berkuasa, yang mengunjungi pulau pabrik milik seorang ilmuwan bernama Rossum. Kita harus berterima kasih kepada Karel Capek, dramawan dan jurnalis asal Ceko. Pada 1920, dia menggubah drama fiksi ilmiah berbahasa Ceko yang dikenang sepanjang masa. Pentasnya digelar untuk menyemarakkan perayaan tahun baru pada 25 Januari 1921. Drama ini berkesan unik karena menampilkan kisah selama seabad, sampai sekitar tahun 2000-an. Inilah kali pertama kata "robot" diperkenalkan, sekaligus menyumbang entri dalam Oxford English Dictionary. Dalam drama itu, sosok robot digambarkan sebagai manusia buatan, bukan perangkat mekanis seperti yang selama ini kita pahami. Kata "robot" menggantikan istilah lawas "automaton" yang mulai diperkenalkan sekitar 1639, bermakna "mekanisme yang relatif beroperasi sendiri". Di samping itu kata "robot" juga menggantikan istilah lawas "android" yang mulai dipopulerkan sekitar 1736, maknanya "benda bergerak yang biasanya berbentuk manusia." Baca Juga Rwanda Ciptakan Robot Berteknologi Tinggi untuk Melawan COVID-19 Work Projects Administration Federal Theatre Project, New York City Poster The Work Project Administration untuk pentas RUR di Teater Marionette. Drama fiksi ilmiah ini gubahan Karel Capek. Sepanjang depresi tahun 1930-an, WPA mendanai seni teater untuk kebangkitan Amerika Serikat yang tengah mencari jalan keluar dari lembah depresi ekonomi. Kisah menampilkan model mimpi indah dan mimpi buruk tentang mesin ini. Dalam drama, berpenampilan dan bertindak seperti manusia. Kisah ini menampilkan karakter ilmuwan bernama Rossum yang menemukan rahasia menciptakan mesin mirip manusia. Dia mendirikan pabrik untuk memproduksi dan mendistribusikan mekanisme ini ke seluruh dunia. Ilmuwan lain memutuskan untuk menjadikan robot lebih manusiawi, yang dilakukannya dengan secara bertahap. Mereka menambahkan ciri-ciri seperti kemampuan untuk merasakan sakit. Bertahun-tahun kemudian, robot, yang diciptakan untuk melayani manusia, telah mendominasi mereka sepenuhnya. Bahkan, mesin ini menjadi pemusnah manusia. Karel menggunakan kata “roboti” untuk judul dan makhluk dalam dramanya, yang berasal dari kata “robota” dalam bahasa Ceko. Maknanya, "budak kerja", "kerja keras", "buruh", atau kata lain dari "kerja". Sementara itu kata "rossum" dalam bahasa Ceko bermakna "alasan", "kebijaksanaan", "kecerdasan" atau "akal sehat". Namun, Karel menampik anggapan bahwa dialah yang mengawali penggunaan kata itu. Awalnya dia menggunakan kata dari bahasa Latin, “labori”, yang bermakna “kerja”. Lantaran tidak puas dengan maknanya, dia meminta saran kepada saudaranya yang bernama Josef Capek, seorang pelukis. Menurut Karel, Josef merupakan orang yang paling berjasa karena menganjurkan kata “roboti” untuk dramanya. Baca Juga Akan Tiba Waktunya Ketika Robot Merebut Mata Pencaharian Manusia IMDb Poster untuk film di televisi Amerika Serikat yang berdurasi 35 menit pada 11 February 1938. Keterangan penjelas pada poster Kemajuan teknologi, dalam bentuk Robot Universal Rossum, mengancam akan memusnahkan umat manusia. Perkembangan ekonomi Ceko selama pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 begitu sukses sebagai masyarakat industri. Negara ini memiliki seperlima dari populasi Austro-Hungaria, yang menyokong kemakmurannya ketika itu. Barangkali Karel terinspirasi dari kehidupan kaum buruh yang resah di negerinya. Sejatinya, konsep pelayan dan penjaga buatan sudah dicita-citakan dalam legenda klasik. Dalam legenda Cadmus di Yunani Kuno, dia dikisahkan menaburkan gigi naga yang telah dia bunuh di tanah. Dari sini muncullah ras pria-pria ganas dan bersenjata, yang dijuluki Sparti—bermakna ditabur. Sparti membantu Cadmus dalam membangun benteng di Thebes. Dalam legenda Tiongkok, ada juga kisah tukang kayu Lu Ban yang diyakini hidup pada masa Dinasti Zhou 507–444 SM. Dia menggambarkan tiruan mekanis hewan dan iblis. Karena kemampuannya merekayasa, dia dihormati sebagai dewa pelindung untuk para pembangun dan kontraktor bangunan. Revolusi industri kian membutuhkan kekuatan mekanik untuk produksi. Dan, sejak drama beragam imaji dan model manusia buatan bermunculan. Drama gubahan Karel memang menampilkan sisi robot yang tidak ramah pada manusia—kekhawatiran yang berlanjut sampai sekarang. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Roboticatau Robotika merupakan salah satu cabang AI yang menggabungkan cabang-cabang AI yang lain termasuk ketiga cabang di atas untuk membentuk sebuah sistem robotik. Komputer atau mesin dapat berpikir seperti manusia. Proses berpikir manusia umumnya melewati 2 tahap, pertama dengan cara mencoba untuk menangkap pemahaman – Perkembangan teknologi saat ini melahirkan berbagai robot dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Robot berbentuk mesin, hingga robot yang dibuat menyerupai manusia. Terciptanya robot memang berdampak pada kemudahan manusia dalam melakukan berbagai hal, terutama dalam kegiatan industri. Namun di balik itu, ternyata robot berdampak pada terusiknya rasa nyaman manusia. Terutama robot yang menyerupai manusia. Kita, manusia, merasa tidak nyaman ketika berada di dekat robot tersebut. Senada dengan hal tersebut, para peneliti juga mengakuinya. “Saya tahu robot-robot itu hanya mesin, tetapi sesuatu yang tampak seperti manusia namun tidak bergerak seperti manusia, itu membuat tidak nyaman,” ungkap seorang peneliti. Baca Juga Inilah Empat Suku di Dunia dengan Berbagai Kemampuan yang Mengagumkan Bahkan, ketika "Uncanny Valley" — robot yang sangat menyerupai manusia — diciptakan, peneliti tersebut mengaku bahwa rasa tidak nyaman ini terus muncul dan meningkat. Professor Ilmu komputer dan psikologi, Jonathan Gratch menyatakan bahwa ada berbagai penjelasan di balik fenomena ini. Salah satunya bersumber dari aspek biologis. Kita, sebagai manusia akan merasakan sesuatu yang aneh dan salah pada robot tersebut. Gratch menjelaskan bahwa ketika kita berhadapan dengan suatu hal yang dibuat untuk mendekati kenyataan, maka kita akan berespons dengan menelaah semua informasi terkait hal itu. Walaupun pada kenyataannya akan sulit untuk menjelaskan keanehan yang ada. Pernahkah Anda berada dalam situasi tersebut? Selain itu, robot yang terlalu mirip dengan manusia seperti “Uncanny Valley”, dianggap sebagai sebuah ancaman oleh manusia itu sendiri. Hermes, robot humanoid tanpa wajah manusia. John Rebula, seorang pencipta robot Humanoid Hermes, mengatakan bahwa robot yang dapat berjalan dengan seimbang seperti manusia ini tidak perlu dilengkapi dengan wajah manusia. Mungkin John juga mengalami fenomena ini. Baca Juga Tiga Burung Akan Dikeluarkan Dari Daftar Satwa Dilindungi, Benarkah? “Saya tidak tahu apakah saya ingin berada di lab dengan robot yang sangat mirip dengan manusia yang terus menatap saya. Jadi saya tidak memerlukan lapisan wajah seperti itu,” ucap John. Lantas, apa yang akan dirasakan oleh Anda dan manusia lainnya ketika robot dengan wujud manusia ini banyak berlalu-lalang di jalan? PROMOTED CONTENT Video PilihanImplikasiglobalisasi telah melahirkan sikap dan sifat manusia berperilaku keras, cepat, akseleratif dan budaya instan. Manusia tidak ubahnya seperti robot, selalu bersaing ketat, hidup bagaikan roda berputar cepat, meninggalkan norma-norma universal dan semakin memudarnya penghargaan terhadap nilai-nilai spiritual, nilai-nilai transendental