RichDad Poor Dad-Robert Kiyosaki. Ini buku rekomendasi pertama ane. Ane beli buku ini di Gram*dia karena ane waktu itu lagi tergila-gila investasi dan nyari cara supaya ane bisa memanage keuangan ane sewaktu jadi mahasiswa. Ane awalnya ga tertarik sama buku ini tapi setelah di baca dan di renungi banyak realita miris sehari-hari yang terjadi
Rich Dad Poor Dad adalah titik awal bagi siapa pun yang ingin memegang kendali atas masa depan keuangan mereka. Judul Rich Dad Poor Dad Apa Yang Diajarkan Orang Kaya Pada Anak-anak Mereka Tentang Uang – Yang Tidak Diajarkan Oleh Orang Miskin Dan Kelas Menengah Penulis Robert Kiyosaki Genre Bisnis/Manajemen Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit 2016 edisi kedua Jumlah halaman 208 Bahasa Bahasa Indonesia Alih Bahasa J. Dwi Helly Purnomo “Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja bagi mereka.”Robert Kiyosaki Apakah pernah terpikirkan oleh Anda mengapa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin? Meskipun ada berbagai faktor, ada satu hal cukup penting yang sangat memengaruhinya. Apa itu? Pendidikan tentang uang. Yang saya maksud pendidikan tentang uang bukanlah sekadar mengetahui nominal dari sebuah uang dan apa yang bisa kita beli dengan uang tersebut, melainkan mengenai bagaimana caranya uang yang bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk uang. Demi menghindari kehidupan yang memaksa kita menghabiskan seluruh waktu yang kita miliki untuk bekerja demi mendapatkan uang. Dalam bukunya yang berjudul Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki menceritakan bagaimana pendidikan tentang uang bisa membuatnya kaya dan mengeluarkan lebih sedikit tenaga dan juga waktu. Awal mula saya bertemu dengan buku ini Bolak-balik toko buku baik luring maupun daring sudah tidak asing dengan sampulnya, dengan tulisan besar “RICH DAD POOR DAD” dan foto close up wajah si penulis membuat saya cukup mudah mengingatnya. Apalagi dengan banyaknya orang yang merekomendasikan buku ini dan banyaknya versi KW-nya yang cukup mengindikasikan jika buku ini adalah buku yang bagus membuat saya tertarik untuk membacanya. Apalagi topik buku ini tentang sebuah hal yang memang sedang saya ingin pelajari, yaitu finansial. Apa sebenarnya isi Rich Dad Poor Dad? Rich Dad Poor Dad adalah sebuah buku yang berisi tentang pengetahuan mengenai uang. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, pengetahuan tentang uang yang saya maksud di sini adalah mengenai bagaimana agar kita bisa terbebas dari yang istilahnya “balap tikus”, bekerja untuk uang dan menghabiskan sisa waktu yang kita miliki untuk bekerja. Lalu kenapa judulnya Rich Dad Poor Dad? Robert Kiyosaki sendiri menceritakan bagaimana ia dibesarkan oleh dua orang ayah. Yang pertama adalah ayah kandungnya sendiri, seorang berpendidikan tinggi dan pegawai biasa tapi memiliki pola pikir konvensional. Kemudian ayah kedua adalah ayah dari temannya, walaupun berpendidikan rendah, ia adalah seorang pebisnis dan investor yang mengajarkannya pengetahuan tantang uang. Inti dari buku ini adalah membandingkan bagaimana seseorang bisa kaya dalam artian bebas finansial, sementara di sisi lain ada orang-orang yang bekerja setiap saat tapi terus menerus merasa kurang. Terdiri dari sembilan bab, Robert Kiyosaki membagi buku ini menjadi beberapa pelajaran inti yang bisa kita pelajari agar bisa terbebas dari “balap tikus.” BAB I. Pelajaran Satu Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang “Mereka minta pekerjaan dan gaji, tapi tidak pernah meminta saya mengajari mereka tentang uang. Jadi, kebanyakan dari mereka menghabiskan tahun-tahun terbaik hidup mereka bekerja demi uang, tanpa benar-benar mengerti untuk apa mereka bekerja.”Hal. 25 Di bab pertama ini Robert Kiyosaki menceritakan awal mula bagaimana ia di usia 10 tahun bertemu dengan ayah temannya yang ia sebut “ayah kaya” dan mulai belajar darinya. Cara bagaimana ayah kaya membuat Robert Kiyosaki berpikir dan sadar tentang konsep dasar pengetahuan uang bisa saya sebut cukup ekstrem. Awalnya dengan membuatnya bekerja di salah satu toko kelontong milik ayah kaya dengan upah yang sangat sedikit, bahkan ketika ia meminta kenaikan upah, ayah kaya malah membuatnya bekerja tanpa gaji. Pelajaran pertama yang ayah kaya berikan adalah tentang bagaimana kebanyakan orang bekerja tetapi tidak kunjung bebas secara finansial. Mereka bekerja sepanjang hidupnya untuk memenuhi keinginan dan ketakutan tidak bisa membayar cicilan. Ketika Robert Kecil sadar, dia tidak ingin menjalani hidupnya seperti itu, dan membuatnya memutar otaknya, mencari jalan bagaimana agar uang bekerja untuknya, bukan dia yang bekerja untuk uang. “Kalau kau berpikir sayalah masalahnya, kau harus mengubah saya. Kalau kau sadar bahwa kaulah masalahnya, kau bisa mengubah diri, belajar sesuatu, dan menjadi lebih bijak. Kebanyakan orang ingin orang lain di dunia berubah, tapi diri mereka tidak.”Hal. 25 BAB II. Pelajaran Dua Mengapa Mengajarkan Melek Keuangan? Bab kedua berisi mengenai bagaimana pola yang menyebabkan yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Robert Kiyosaki menjelaskan bagaimana cash flow atau arus kas seseorang bisa menggambarkan seseorang susah kaya karena ia tidak menggunakan pendapatannya untuk membangun aset. Orang yang tidak kaya menggunakan seluruh uangnya untuk membayar cicilan dan pengeluaran konsumtif, jadi ia hanya memiliki satu sumber pendapatan yang bernama gaji. Ketika kita hanya bergantung pada satu sumber pendapatan, otomatis kita terpaksa untuk terus bekerja untuk membayar cicilan. Di bab ini juga Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa rumah yang kita tinggali bukanlah aset, melainkan liabilitas. Kenapa? Karena rumah tidak mendatangkan pendapatan, malah membuat kita mengeluarkan uang seperti untuk listrik, air, dan perawatan. Rumah akan menjadi aset jika rumah atau properti tersebut disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Hal. 58 Hal. 59 Hal. 60 “Kemakmuran adalah kemampuan seseorang untuk bertahan melewati begitu banyak hari di depan, atau kalau saya berhenti bekerja hari ini, berapa lama saya bisa bertahan hidup?”Hal. 78 BAB III. Pelajaran Tiga Uruslah Bisnis Anda Sendiri Apa yang Robert Kiyosaki sampaikan di bagian ini adalah mengenai bagaimana menuju kebebasan finansial dengan fokus memperbanyak aset, salah satunya adalah bisnis. Kenapa bisnis masuk ke kolom aset dan bukannya kolom penghasilan? Karena yang Robert Kiyosaki maksud dengan bisnis di sini adalah sebuah hal yang tidak mengharuskan kehadiran kita. Ketika kita meluangkan waktu terlalu banyak untuk mengurusi bisnis, maka bisnis tersebut tidak lagi menjadi aset, melainkan menjadi pekerjaan kita. Kemudian yang Robert Kiyosaki maksud dengan “uruslah bisnis Anda sendiri” adalah kita sering kali terlalu fokus pada pekerjaan kita tanpa sempat untuk memulai bisnis sendiri. Penekanan yang Robert Kiyosaki sampaikan adalah membangun dan menjaga kolom aset tetap kukuh. “Kesalahan dalam menjadi apa yang Anda pelajari adalah terlalu banyak orang yang lupa memikirkan bisnis mereka sendiri. Mereka menghabiskan hidup untuk mengurusi bisnis orang lain dan membuat orang itu kaya.”Hal. 83 BAB IV. Pelajaran Empat Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi Di bagian ini Robert Kiyosaki menjelaskan tentang pentingnya sebuah korporasi, salah satunya agar kita tidak harus membayar pajak yang tinggi, tidak seperti sebagai individu. Intinya di bab empat ini Robert Kiyosaki menerangkan manfaat-manfaat yang bisa kita dapat jika memiliki kecerdasan keuangan atau IQ keuangan. IQ keuangan terdiri dari pemahaman mengenai pengetahuan tentang empat bidang keahlian yang luas. Keempat hal ini wajib kita pahami jika tujuan utamanya adalah menuju kebebasan finansial, di antaranya adalah 1. Akuntansi Akuntansi adalah melek keuangan atau kemampuan membaca angka. Ini keterampilan yang penting kalau kita ingin membangun kerajaan bisnis. Semakin banyak uang yang menjadi tanggung jawab kita, semakin besar akurasi yang kita butuhkan. Ini adalah sisi otak bagian kiri, atau detail. Melek keuangan adalah kemampuan membaca dan memahami laporan keuangan yang memungkinkan kita mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis apa pun. 2. Investasi Investasi adalah ilmu pengetahuan tentang “uang yang mengenhasilkan uang.” Ini mencakup strategi dan formula yang digunakan oleh sisi otak kanan yang kreatif. 3. Memahami Pasar Memahami pasar adalah ilmu pengetahuan tentang penawaran dan permintaan. Kita perlu mengetahui aspek teknis pasar, yang didorong oleh emosi, selain aspek fundamental dan ekonomis dari investasi. Apakah suatu investasi masuk akal atau tidak masuk akal berdasarkan kondisi pasar saat ini? 4. Hukum Korporasi yang dilengkapi dengan keterampilan teknis akuntansi, investasi, dan pasar bisa berkontribusi pada pertumbuhan yang luar biasa. Orang yang memahami keuntungan dan perlindungan pajak yang disediakan oleh korporasi bisa menjadi kaya dengan jauh lebih cepat daripada orang yang hanya merupakan karyawan atau pemilik tunggal sebuah bisnis kecil. Ini seperti perbedaan antara orang yang berjalan dan yang terbang. Perbedaan itu sangat besar bila menyangkut kekayaan jangka panjang. “Pengetahuan adalah kekuatan. Dengan uang, datanglah kekuatan yang lebih besar yang menuntut pengetahuan yang benar untuk menjaga dan melipatgandakannya. Tanpa pengetahuan itu, dunia mempermainkan Anda.”Hal. 95 BAB V. Pelajaran Lima Orang Kaya Menciptakan Uang Robert Kiyosaki menceritakan bahwa waktu adalah salah satu aset terbesar kita, jadi daripada menabung dalam waktu yang lama, ia menyarankan untuk menginvestasikan uang kita menjadi aset yang bisa mendatangkan kekayaan lebih cepat. Inti yang saya tangkap dalam bagian ini adalah bagaimana kita memutarkan berulang kali keuntungan dengan mengoptimalkan kemampuan kecerdasan IQ tadi, yang meliputi pemahaman mengenai akuntansi, investasi, pasar, dan hukum. Beberapa pelajaran penting yang saya tangkap Cari peluang yang banyak orang banyak cara lain mendapatkan modal selain mendatangi bank atau meminjam ke orang lain. Jadi kita harus selalu memutar otak ketika berhadapan pada sebuah kemampuan kita terbatas pada hal-hal tertentu, kelola orang-orang yang memang ahli pada bidang-bidang tersebut. “Selalu ada risiko, jadi belajarlah mengelola risiko daripada menghindarinya.”Hal. 127 BAB VI. Pelajaran Enam Bekerja Untuk Belajar, Jangan Bekerja Untuk Uang Salah satu contoh pada bagian ini adalah kebanyakan orang yang ahli membuat resep makanan enak kurang mampu mengembangkan bisnis mereka. Kenapa? Karena mereka terlalu fokus pada satu hal, yaitu membuat resep. Mereka melewatkan dan tidak begitu mempelajari hal penting lainnya untuk mengembangkan sebuah bisnis. Jadi ayah kaya menyarankan Robert Kiyosaki untuk ingin tahu sedikit tentang banyak hal. Saran tersebut ia ikuti, jadi ketika masih bekerja untuk orang lain, ia sempat beberapa kali merubah profesinya agar dapat mempelajari hal-hal yang dia anggap penting untuk membangun bisnisnya sendiri. “Saya menyarankan mereka mengambil pandangan yang lebih jauh tentang hidup mereka. Alih-alih bekerja untuk uang dan pekerjaan yang terjamin, yang saya akui penting, saya menyarankan mereka mengambil pekerjaan kedua yang akan mengajari keterampilan kedua.”Hal. 138 BAB VII. Mengatasi Rintangan Walaupun sudah melek keuangan, masih ada beberapa rintangan yang bisa membuat orang susah membangun aset dan kesulitan meningkatkan arus kas. Beberapanya adalah 1. Rasa Takut “Saya tidak pernah bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh senang kehilangan uang. Dan sepanjang hidup saya, saya tidak pernah bertemu orang kaya yang tidak pernah kehilangan uang. Namun, saya bertemu banyak orang miskin yang tidak pernah kehilangan satu sen pun dalam berinvestasi.”Hal. 145 Yang Robert Kiyosaki tekankan adalah bagaimana caranya agar kita mampu mengatasi kegagalan, itu yang membuat perbedaan pada hidup kita. Jika selalu takut mengambil risiko dan main aman, kita tidak akan pernah gagal dan tidak akan pernah belajar. 2. Sinisme “Sering kali dibutuhkan keberanian besar untuk tidak membiarkan rumor dan ramalan tentang kegelapan serta malapetaka memengaruhi keraguan dan ketakutan kita. Namun, investor yang cerdas tahu bahwa masa yang sepertinya buruk sebenarnya merupakan saat terbaik untuk menghasilkan uang.”Hal. 153 Tidak beda jauh dengan mengatasi rasa takut, sinisme adalah sifat yang bisa mudah kita temui pada orang yang sulit berkembang. Ia akan selalu mencari alasan daripada mencari jalan keluar dengan menganalisis berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Di situlah kita bisa menemukan peluang, jika tidak bersifat sinis. 3. Kemasalan “Orang sibuk sering kali adalah orang yang paling malas. Mereka sibuk, dan mereka tetap sibuk karena itu cara untuk menghindari sesuatu yang tidak ingin mereka hadapi.”Hal. 158 Mungkin ketamakan biasa identik dengan hal yang negatif ya, tapi terkadang hal itu bisa menjadi salah satu cara kita untuk mengatasi kemalasan. Kok bisa? Yang ayah kaya katakan kepada Robert Kiyosaki adalah melarang kata-kata seperti “Saya tak mampu membelinya.” Dan menggantinya dengan “Bagaimana saya bisa membelinya.” Hasrat atau keinginan akan sesuatu bisa membuat kita mencari berbagai cara untuk mendapatkannya, dari situlah kita bisa melatih kemampuan berpikir dan mencari jalan keluar. 4. Kebiasaan Buruk “Hidup kita lebih merupakan cerminan kebiasaan kita daripada pendidikan kita.”Hal. 161 Kebiasaan buruk menurut ayah kaya di sini ialah tentang bagaimana kebanyakan orang lebih dulu membayar pemerintah daripada membayar diri sendiri. Apa maksudnya? Kebiasaan orang kaya adalah memprioritaskan kolom aset, jadi hal pertama yang mereka lakukan ketika mendapat uang adalah langsung memutarkannnya kembali. Dan karena sudah memutarkan uang yang didapat sementara itu masih ada pajak yang harus dia bayar, mereka menjadikannya sebagai sebuah motivasi untuk memutar otak bagaimana cara membayar pajak tersebut, hal itu membuat mereka bekerja lebih keras, memaksa untuk berpikir, dan yang paling penting membuat lebih cerdik serta aktif dalam hal uang. 5. Kesombongan “Ketika Anda tahu bahwa Anda bodoh dalam suatu topik, mulailah didik diri Anda dengan mencari seorang ahli di bidang itu atau sebuah buku tentang topik itu.”Hal. 164 Ketika seseorang sombong, ia yakin bahwa apa yang tidak ia ketahui tidaklah penting. Dan ketika ia memiliki pemikiran seperti itu, kehilangan uang akan menyadarkannya. BAB VIII. Memulai “Kegeniusan kita tertidur karena kebudayaan kita telah mendidik kita untuk meyakini bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan. Hal itu mendorong kita untuk mempelajari suatu profesi agar kita bisa bekerja untuk memperoleh uang, tapi tak berhasil mengajari kita cara membuat uang bekerja untuk kita.”Hal. 165 Mendapatkan uang dari “pekerjaan” rasanya lebih mudah daripada harus pusing-pusing membangun aset, tapi kebanyakan orang menjadi tidak sadar bahwa hal tersebut bisa membuat mereka tak kunjung keluar dari siklus balap tikus. Selain itu potensi yang kita miliki jadi kurang bisa optimal karena jarang dilatih. Karena itu, Robert Kiyosaki menawarkan sepuluh langkah sebagai proses untuk mengembangkan kekuatan yang kita miliki 1. Temukan alasan yang lebih besar daripada kenyataan kekuatan semangat Pertama, kita harus memiliki alasan. Apa pun itu, contohnya adalah berjuang demi diri sendiri ataupun orang yang kita cintai. Cintalah yang membuat kita mengatasi rintangan dan pengorbanan. “Tanpa alasan atau tujuan yang kuat, apa pun dalam hidup ini sulit.”Hal. 168 2. Buat pilihan setiap hari kekuatan pilihan Robert Kiyosaki menjelaskan jika hal pertama yang seharusnya kita pilih adalah pendidikan, karena menurutnya satu-satunya set riil yang kita miliki adalah pikiran kita, alat paling kuat yang kita kuasai. Kemudian jika sudah memiliki pengetahuan cara untuk menjadi kaya, setiap hari pilihlah pilihan yang bisa membuat kita tetap berada di jalur tersebut. “Pilihan tentang apa yang kita lakukan dengan waktu kita, uang kita, dan apa yang kita masukkan ke kepala kita. Itulah kekuatan kita. Kita semua punya pilihan. Saya hanya memilih untuk menjadi kaya, dan saya membuat pilihan itu setiap hari.”Hal. 159 3. Memilih teman dengan cermat kekuatan pertemanan Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, Robert Kiyosaki menekankan bahwa ia tidak mencari pergaulan dengan orang-orang kaya untuk mendapatkan uang mereka, melainkan untuk mendapatkan pengetahuannya. “Saya punya beberapa teman yang menghasilkan lebih dari satu miliar dollar dalam masa hidup mereka yang singkat. Tiga dari mereka mengatakan fenomena yang sama Teman-teman mereka yang tidak punya uang tidak pernah datang kepada mereka untuk bertanya bagaimana mereka mencapai kekayaan mereka itu. Namun, mereka mendatangi mereka dan menanyakan satu dua hal berikut, atau keduanya pinjaman, atau pekerjaan.”Hal. 172 4. Kuasailah sebuah formula, lalu pelajari sebuah formula baru kekuatan belajar dengan cepat Terkadang bukan tentang seberapa lama kita mempalajari sesuatu, melainkan terbuka terhadap hal-hal baru. “Di dunia saat ini yang berubah cepat, bukan lagi seberapa banyak banyak yang Anda ketahui yang penting, karena sering kali yang Anda ketahui itu sudah kuno. Yang penting adalah seberapa cepat Anda belajar.”Hal. 175 5. Bayar diri Anda terlebih dahulu kekuatan disiplin diri Robert Kiyosaki menjelaskan bahwa ada tiga keterampilan manajemen paling penting yang dibutuhkan untuk memulai bisnis sendiri arus kas, sumber daya manusia, dan waktu pribadi. Tidak hanya dalam bisnis, ketiga hal tersebut juga sangat penting diterapkan dalam berbagai hal baik lingkup individu, organisasi, hingga komunitas masyarakat. Kemudian yang dimaksud dengan “bayar diri Anda terlebih dahulu” sama dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, fokus pada kolom aset sebelum mengalokasikannya pada hal lain. Ada dua hal yang Robert Kiyosaki sarankan agar selalu diingat Jangan terjebak dalam utang besar yang harus dibayar. Jagalah pengeluaran tetap rendah. Bangunlah aset terlebih dahulu, baru setelah itu sedikit demi sedikit bisa mengalokasikan anggaran ke hal-hal kekurangan uang, biarkan tekanan terbentuk dan jangan memakai tabungan atau investasi. Gunakan tekanan itu untuk membuat pikiran kita memunculkan cara-cara baru untuk menghasilkan uang lebih banyak. Ketika sudah didapatkan, baru bayar apa yang perlu dibayar. “Orang kaya tahu tabungan hanya digunakan untuk menciptakan uang lebih banyak, bukan untuk membayar tagihan.”Hal. 180 6. Bayarlah broker Anda dengan baik kekuatan saran yang baik Cari broker yang bidang bisnisnya berbeda dari kita. Kenapa? Karena sering kali broker yang bisnisnya sama dengan kita akan lebih mengutamakan bisnisnya sendiri. “Seperti saya katakana sebelumnya, salah satu keterampilan manajemen yang diperlukan adalah manajemen SDM. Banyak orang hanya mengelola orang yang mereka anggap lebih bodoh serta ada di bawah kekuasaan mereka. Banyak manajer madya tetap menjadi manajer madya, gagal dipromosikan, karena mereka tahu cara bekerja dengan orang-orang di bawah mereka, tapi tidak tahu cara bekerja dengan orang-orang di atas mereka. Keterampilan yang sebenarnya adalah mengelola dan mengganjar orang yang lebih pandai daripada Anda dalam sejumlah bidang teknis.”Hal. 183 7. Jadilah seorang pemberi Indian kekuatan memperoleh sesuatu secara gratis Di dunia kolom aset, menjadi pemberi Indian mendapatkan kembali apa yang telah dikeluarkan sangatlah penting untuk kekayaan. Robert Kiyosaki memberi contoh ia membeli sebuah kondominium sitaan yang ia sewakan segera setelah ia beli. Ia melakukan perhitungan seberapa cepat ia bisa balik modal dari hasil menyewakan kondominium itu. Dalam tiga tahun uangnya sudah kembali, dan kondominium itu sekarang jadi aset yang terus mendatangkan keuntungan baginya. “Pertanyaan pertama seorang investor yang canggih adalah, “Seberapa cepat saya mendapatkan kembali uang saya?”Hal. 183 8. Menggunakan aset untuk membeli kemewahan kekuatan fokus Robert Kiyosaki menceritakan kisah temannya yang hendak membelikan sebuah mobil kepada anaknya, tapi tidak jadi, dan memilih untuk memberikan uang untuk investasi saham, dan akhirnya anak itu berhasil mendapatkan keuntungan yang salah satunya bisa digunakan untuk membeli mobil. “Saat ini, terlalu sering kita lebih berfokus meminjam uang untuk mendapatkan hal-hal yang kita inginkan, bukannya berfokus menciptakan uang.”Hal. 188 9. Kebutuhan akan pahlawan kekuatan mitos Ketika kecil Robert Kiyosaki menjadikan para pemain bisbol profesional sebagai pahlawannya. Beranjak dewasa ia beralih ke sosok seperti Donald Trump dan Warren Buffet. Ia meniru dan mempelajari bagaimana orang-orang seperti mereka menghasilkan uang. “Meniru atau berusaha menyamai pahlawan adalah kekuatan belajar yang sejati.”Hal. 188 10. Mengajarlah maka kau akan menerima kekuatan memberi Tidak banyak yang disampaikan di bagian ini, seperti pada umumnya, memberi adalah hal yang mulia yang bisa membawa kebaikan pada diri kita sendiri. “Anda hanya perlu bersikap murah hati dengan apa yang Anda miliki.”Hal. 191 BAB IX. Masih Ingin Lagi? Inilah Beberapa Hal Yang Harus Dilakukan Di bagian akhir, Robert Kiyosaki memberikan beberapa poin spesifik yang bisa kita lakukan, seperti ikuti kursus, melakukan evaluasi, belajar dari masa lalu, dll. Hanya seperti sebuah rangkuman dari beberapa bab-bab sebelumnya. Apa yang saya dapat dari buku ini Kemampuan story telling Robert Kiyosaki sangat bagus. Saya benar-benar bisa membayangkan apa saja yang ia lakukan dan pelajaran apa yang ia ambil dari hal-hal tersebut, khususnya pelajaran yang diberikan oleh ayah kaya. Tidak ada kata membosankan ketika membaca buku ini cukup menggambarkan alasan yang masuk akal kenapa orang kaya makin kaya dan orang miskin makin miskin. Uang orang kaya diputarkan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, sementara itu uang orang miskin dihabiskan begitu saja dan membuat mereka harus bekerja lebih keras. Pendidikan tentang uang bisa merubah banyak kekuatan pajak dalam memengaruhi finansial seseorang. Tapi perlu dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia, karena pajak di US memang setinggi itu, baik pajak penghasilan dan kepemilikan barang/ saya sadar bahwa rutinitas harian saya sekarang akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan bebas finansial saya nantinya. Harus mulai bertindak dari sekarang jika tidak ingin hidup hanya untuk bekerja demi mendapatkan jadi memiliki pemikiran jika MLM ternyata tidak seburuk itu, MLM melatih kemampuan menjual kita, yang di mana termasuk kemampuan komunikasi dan negosiasi, hal yang sangat penting dalam rangka membangun menggunakan akal untuk mengatasi masalah keuangan. Meminjam uang memanglah hal yang mudah, tapi itu seperti gali lubang tutup lubang kan? Ada banyak cara lain jika kita mau menyisihkan pikiran dan tenaga untuk melakukannya. Apa yang menurut saya bisa dikritisi Saya tahu buku ini mengajarkan pendidikan tentang uang, tapi ada lingkup lebih luas yang bisa dibahas, contohnya seperti perbedaan kelas. Karena ya tidak semua orang bisa memiliki akses ke sana. Maksudnya, saya cukup beruntung memiliki akses bisa membaca buku ini, lalu bagaimana dengan nasib orang-orang di luar sana yang demi mendapatkan pendidikan konvensional saja kesusahan?Menurut saya apa yang disampaikan pada buku ini lebih ditujukan bagi orang-orang yang hidup secara “normal.” Maksud saya, orang-orang yang belum memiliki ideologi tersendiri dalam menjalani kehidupan. Singkatnya buku ini mengajarkan kita menjadi pemenang dalam sistem banyak menggunakan contoh bisnis investasi properti. Ya saya tahu itu salah satu bisnis utama Robert Kiyosaki, tetapi secara tidak langsung bisa membuat para pembaca fokus dan ikut-ikutan menekuni bidang tersebut sebelum melihat peluang di bidang yang lain. Kesimpulan Pada akhirnya buku ini memang sangat recommended untuk dibaca oleh siapa saja, terlebih bagi orang-orang seperti saya yang sebelumnya kurang aware dengan pendidikan tentang uang. Namun perlu diingat apa isi buku ini tetap perlu disesuaikan juga dengan kondisi di Indonesia, apalagi kultur dan budaya yang cukup berbeda. Maksud saya, ada loh orang di sini yang di usia senjanya masih bekerja walaupun sudah berkecukupan. Kenapa? Karena hal itu yang membuat mereka merasa hidup. Jadi bekerja sampai tua tidak selalu buruk bagi semua orang, ada sudut pandang lain juga tentang hal itu. Namun tetap apa yang diajarkan oleh ayah kaya kepada Robert Kiyosaki perlu diajarkan kepada setiap orang. Agar kita bisa menjalani hidup yang berkesadaran, bukan menjalani hidup yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh para pemegang modal agar kita menjadi sapi perah yang bisa dengan mudahnya disedot hingga habis tak tersisa. Dari skor 1-5 saya memberi nilai pada buku ini. Worth it untuk dibaca. Link Pembelian Tokopedia Gramedia Baca juga REVIEW BUKU How to Win Friends and Influence People Dale Carnegie REVIEW BUKU The Power of Habit Charles Duhigg
Demikiansahabat entrepreneur untuk review buku kali ini. Saya senang sekali bisa berbagi tentang kisah "Rich Dad VS Poor Dad". Bagaimana cara berpikir ayah kaya VS ayah miskin. Dan buku ini menjadi mega best seller. Di seluruh dunia sudah terjual di lebih dari 40 negara. Dan sampai hari ini masih ada di toko buku Indonesia.
Last updated on January 18, 2023 Robert Kiyosaki’s Rich Dad Poor Dad was first published in 1997 and quickly became a must-read for people interested in investing, money, and the global economy. The book has been translated into dozens of languages, sold around the world, and has become the 1 personal finance book of all time. The overarching theme of Rich Dad Poor Dad is how to use money as a tool for wealth development. It destroys the myth that the rich are born rich, explains why your personal residence may not really be an asset, describes the real difference between an asset and a liability, and much more. Key takeaways/lessons learned Six lessons Robert Kiyosaki learned from his Rich Dad about making money and the mistakes that Poor Dad made Five obstacles to overcome before you can become rich and stay rich Ten steps to follow to develop your financial genius Actionable to-do steps you can put to work right away Chapter/Section Summaries Rich Dad Poor Dad contains a total of 10 chapters plus the introduction, but much of the book is focused on the first 6 parts or lessons. We’ll cover the introduction and the first 6 lessons, then the remaining 4 sections later in this review. Introduction Rich Dad Poor Dad Chapter 1 The Rich Don’t Work for Money Chapter 2 Why Teach Financial Literacy? Chapter 3 Mind Your Own Business Chapter 4 The History of Taxes and the Power of Corporations Chapter 5 The Rich Invent Money Chapter 6 Work to Learn – Don’t Work for Money Introduction Robert Kiyosaki, author of Rich Dad Poor Dad, had 2 main influential fathers in his life. Poor Dad was Kiyosaki’s biological father, a man who was highly intelligent and very well educated. Poor Dad believed in studying hard and getting good grades, then finding a well-paying job. Yet, despite these seemingly positive attributes, Poor Dad didn’t do well financially. Rich Dad was the father of Kiyosaki’s best friend. He had a similar work ethic to Kiyosaki’s real dad, but with a twist. Rich Dad believed in financial education, learning how money works, and understanding how to make money work for you. Although he was an eighth-grade dropout, Rich Dad eventually became a millionaire by putting the power of money to work for him. The book is written from Kiyosaki’s perspective of how Rich Dad went about making money and the mistakes that Poor Dad made. The first 6 chapters of Rich Dad Poor Dad make up about two-thirds of the book and discuss the 6 lessons that Kiyosaki learned from his Rich Dad. Chapter 1 The rich don’t work for money Oftentimes people misunderstand the title of this chapter, and mistakenly believe that it means the rich don’t work. In fact, the complete opposite is true. Instead of reading the chapter title as “The Rich Don’t Work for Money”, what Kiyosaki means to say is that “The Rich Don’t Work for Money.” Note that by putting the emphasis on the word “money,” this section takes on an entirely different meaning. The truth is that the majority of rich people do work very hard, but they go about it differently than most people do. Rich people—and people who want to become rich—work and learn every day how to put money to work for them. As Rich Dad says, “The poor and middle class work for money. The rich have money work for them.” Kiyosaki also notes that having a regular job is just a short-term solution to the long-term problem or challenge of creating wealth and financial freedom “It’s fear that keeps most people working at a job the fear of not paying their bills, the fear of being fired, the fear of not having enough money, and the fear of starting over. That’s the price of studying to learn a profession or trade, and then working for money. Most people become a slave to money—and then get angry at their boss.” Chapter 2 Why teach financial literacy? The second chapter of Rich Dad Poor Dad explains the difference between an asset and a liability. Chapter 2 drives home the point that it’s not about how much money you make, but about how much money you keep. An asset is something that has value, that produces income or appreciates, and has a market where the asset can easily be bought and sold Assets produce income Assets appreciate Assets do both Conversely, liabilities take money out of your pocket because of the costs associated with them. When Rich Dad Poor Dad was first published back in 1997, Kiyosaki created a lot of controversy with this statement. That’s because by definition, a personal residence isn’t an asset unless it appreciates enough to offset the costs of ownership. On the other hand, rental property is an asset because it can generate enough passive income to exceed the expenses of operating and financing the real estate. As Kiyosaki writes in Chapter 2 of Rich Dad Poor Dad, “Want to grow rich? Concentrate your efforts on buying income-producing assets – when you truly understand what an asset is. Keep liabilities and expenses low. You’ll deepen your asset column.” Chapter 3 Mind your own business There are 2 key messages in this chapter. First, pay off your debts and start investing in income-producing assets as soon as possible. Next, stay financially healthy by spending your time instead of your paycheck and investing as much of your money as possible in assets. Kiyosaki notes in Chapter 3 of Rich Dad Poor Dad that most people confuse their profession with their business. In other words, they spend their entire lives working in somebody else’s business and making other people rich. One of my favorite quotes from this section is “The primary reason the majority of the poor and middle class are fiscally conservative is that they have no financial foundation. They have to cling to their jobs and play it safe. They can’t afford to take risks.” Chapter 4 The history of taxes and the power of corporations When reading this chapter, it’s important to keep in mind that Kiyosaki wrote Rich Dad Poor Dad as a motivational book, not to provide expert financial or tax advice. For example, Kiyosaki writes about the time he bought a Porsche and treated it as a business expense, using before-tax dollars. Buying a high-end luxury car when a much less expensive make and model would do could put an investor on the fast track to an IRS audit. But putting the Porsche aside, the points made in this chapter discuss how to play the investment game smart. The rich understand the power of company structures and the tax code and use every legal means they can to minimize their tax burden. Compare how business owners and investors with corporations such as C corps, S corps, or LLCs pay taxes to how most people pay tax Business owners with a corporate structure Earn Spend Pay taxes Employees who work for corporations Earn Pay taxes Spend Notice that employees who work for somebody else spend their money post-tax, while business owners earn and spend before paying tax. Chapter 4 of the book also covers the 4 main components of what Kiyosaki calls “Financial IQ” Accounting, Investment Strategy, Market Law, and Law. As Rich Dad Poor Dad reminds us, understanding the legal and tax advantages significantly contribute to building long-term wealth “For instance, a corporation can pay expenses before paying taxes, whereas an employee gets taxed first and must try to pay expenses on what is left. . . Corporations also offer legal protection from lawsuits. When someone sues a wealthy individual, they are often met with layers of legal protection and often find that the wealthy person actually owns nothing [in their own name]. They control everything, but [personally] own nothing.” Chapter 5 The rich invent money Inventing money means finding opportunities or deals that other people don’t have the skill, knowledge, resources, or contacts for. In Chapter 5, Rich Dad Poor Dad explains there are 2 types of investors Investment packages are bought by people who entrust their money to a developer or fund manager. This is the way that most people invest, such as buying shares of an ETF or putting money into a real estate crowdfunding venture. Professional investors look after their own investments, research the market to find deals that make sense, then hire professionals to manage the daily oversight. Professional investors have 3 things in common Identify opportunities that other people have not found Raise funds for investment Work with other intelligent people Here’s one of my favorite closing thoughts from this chapter “Some people argue that there aren’t real estate bargains where they are, but there are prime opportunities everywhere that are overlooked. Most people aren’t trained financially to recognize the opportunities in front of them.” Chapter 6 Work to learn—don’t work for money Poor Dad was intelligent and well educated and worked for money because job security meant everything to him. Rich Dad became a millionaire by working to learn. As Kiyosaki writes “I recommend to young people to seek work for what they will learn, more than what they will earn. Look down the road at what skills they want to acquire before choosing a specific profession and before getting trapped in the Rat Race.” In fact, that’s exactly what Kiyosaki did. He joined the Marines after graduating from college and learned the essential business skills of leading and managing people. After serving his country, Kiyosaki joined Xerox, overcame his fear of rejection to become one of the top 5 salespeople in the company, then left the corporate world to form his own business. Chapter 6 of Rich Dad Poor Dad then discusses the synergy of management skills needed for success in business Cash flow management Systems management People management Overcoming Obstacles Chapter 7 of Rich Dad Poor Dad begins by noting that “the primary difference between a rich person and a poor person is how they manage fear.” Robert Kiyosaki isn’t talking about the type of fear that some people have when going to the dentist or watching The Exorcist. In the book, “fear” is about the fear of losing money and how to handle that fear. It’s one of the 5 biggest obstacles people face on the path to becoming financially independent Fear Cynicism Laziness Bad habits Arrogance These roadblocks—and the failure to overcome them—are why people who have studied and achieved financial literacy are still unable to develop assets that generate plentiful amounts of cash flow. Fear Losing money is a fact of investing life, and so is the fear that comes along with it. Kiyosaki notes that he’s never met a rich person who has never lost money, but he’s met plenty of poor people who have never lost a dime because they’ve never invested. Real estate investors who choose to act only on a “sure thing” are paralyzed by fear in disguise. People who can’t see the big picture and think big are the ones who almost never, ever succeed in investing or in life. Cynicism Everybody has doubts that affect self-confidence, and it’s easy to fall into the trap of playing “What if?” especially when friends and family are constantly reminding you of your potential shortcomings. Things like the economy crashing, interest rates rising, and tenants not paying their rent are common “what if” fears that all real estate investors have. While these are important items to consider, it’s important not to allow the cynicism of others to overtake your control. Otherwise, you may become immobilized as opportunities pass you by. Laziness In today’s interconnected world it’s easy to confuse being busy with actually accomplishing things that matter. In fact, according to Rich Dad Poor Dad, busy people are often the most lazy. Busy people arrive at the office early and leave late. They bring work home to finish at night and on the weekends. Before they know it, the people and things that matter most to them have disappeared. Instead of giving in to the call of the rat race and mistaking action for accomplishment, successful real estate investors are proactive and take care of themselves and their wealth first. Bad habits Habits control behavior. For example, most people pay their bills first before they pay themselves. The result is that there’s usually very little left over at the end of the month for investing. Paying yourself first—even if you don’t have enough money to pay other people—makes you financially stronger, mentally and fiscally. In a way, it’s a form of reverse psychology. When you develop the habit of paying yourself first, you become motivated by the fear of not being able to pay creditors. In turn, you begin looking for other forms of income like investment real estate. Arrogance Investors know what makes them money. But it’s the things they don’t know—and don’t know they don’t know—that makes them lose money. When people become truly arrogant, they honestly believe that what they don’t know doesn’t matter. Train yourself to listen to what other people have to say, especially when it comes to money and investing. If you discover you’re ignorant about a subject, educate yourself or find an expert in the field. Overcoming these 5 biggest obstacles on the path to real estate success requires a blend of balance and focus. There are plenty of “Chicken Littles” in the world today—people with a victimhood mentality who live their lives in cynicism and pessimism. Rich Dad Poor Dad suggests filtering negative people and their fears out of your life. Instead, concentrate on the big picture and always ask, “What’s in it for me?” Getting started In Chapter 8, Rich Dad Poor Dad tells us that “there is gold everywhere, most people are not trained to see it.” Part of this lack of vision and clarity comes from the world we live in. We’re trained from a very young age to work hard for someone else, spend the money that we earn, and borrow more if we run short. Unfortunately, people who choose to become one of the masses never take the time to develop their financial genius. Investing in real estate is the perfect example. The average person can spend a week out in the field and find nothing, while the investor who has trained himself can easily find four or five deals that make sense in a single day! Here are the 10 steps to follow to develop your financial genius and discover the gold that’s already out there, just waiting to be found Have a deep emotional reason or purpose for doing what you do, a combination of wants and don’t wants. Understand the power of choice and choose daily what to do, including choosing the right habits and educating yourself. Choose your friends carefully by leveraging the power of association, being careful not to listen to poor or frightened people. Master the power of learning quickly and develop a formula for making money. Pay yourself first by mastering the power of self-discipline to manage your cash flow, people, and personal time. Select great people for your team and compensate them generously for their advice, because the more money they make the more money you will make. Ask “How fast do I get my money back?” by focusing on return of investment first, followed by return on investment. Use money generated by assets you own to buy luxuries by focusing on self-discipline to direct money to create more. Have a role model to follow and tap into the power of their genius to put to your use. Realize that if you want something, you need to give something first. Still want more? Here are some to-do’s. In the final section of Rich Dad Poor Dad, Chapter 9, Kiyosaki pulls the key lessons of the book together into a checklist of actions you can start taking today Stop doing what you’re doing by taking a break and assessing what is and isn’t working. Look for new ideas by finding resources on different and unique subjects. Find a mentor who’s been where you're going, take them to lunch and pick their brain. Always be learning by taking classes, attending seminars, and reading. Make lots of offers always with escape clauses because eventually someone will say “Yes.” Spend 10 minutes each month for the next 12 months walking, running, or driving a certain area and looking for changes that create bargains. Shop for real estate deals when the market corrects, because profits are made when buying, not when selling. Learn how, when, and where to buy by investing in your education. Think bigger to get richer, because small thinkers don’t get the big breaks. Most people only look for what they can afford, so buy a bigger pie and cut it into pieces by finding a buyer first, then a seller. Negotiate volume discounts by thinking big, pooling people together, and buying in bulk. Read and learn from history, because history always repeats itself. Action always beats inaction. Is Rich Dad Poor Dad Worth Reading? The goal of Rich Dad Poor Dad is to motivate you to develop your own unique path to financial freedom. While the book doesn’t take a one-size-fits-all approach with ready-made answers, it does provide an excellent framework for creating your own objectives to build wealth by investing in real estate. Strengths Provides a contrarian view that is different from the “common knowledge” found in most personal finance education Focuses on turning income you earn into assets that produce even more income Encourages controlling spending and expenses Explains why investors should focus on real estate vs. other asset types Emphasizes the power of thought and continual learning Talks about taking action instead of just thinking about it Weaknesses Success examples in the book are unique to Kiyosaki’s specific situation and may be hard to replicate Some parts of the book also lack detail, which may make the concepts discussed more difficult to apply Frequently demeans people who are more comfortable following the herd rather than thinking for themselves Rich Dad Poor Dad is a motivational book, not a book written by a financial exper
1 Rich Dad Poor Dad: Edisi Ulang Tahun ke-20 2. Rich Dad's Cashflow Quadrant - Edisi Bahasa Melayu - Rich Dad Poor Dad: Edisi Ulang Tahun ke-20 Rich Dad Poor Dad adalah buku kewangan terbaik yang sudah berjaya mengubah hidup jutaan pembaca di seluruh dunia. Buku ini mengubah perspektif kita kepada wang dan mengeluarkan kita daripada kitaran
Sejak awal tahun 1997, Rich Dad Poor Dad oleh Robert T. Kiyosaki, Robert Paus telah menjadi acuan dalam buku keuangan pribadi laris yang telah menjual hampir 40 juta kopi di seluruh dunia. Saya membaca untuk pertama kalinya pada tahun 2000 ketika ia masih seorang pengusaha pemula. Saya pikir saya akan membacanya lagi sekarang karena saya memiliki lebih banyak pengalaman di bawah ikat pinggang saya. Saya juga ingin melihat apakah ia telah selamat berlalunya waktu, dan jika saya ingin seperti yang saya lakukan ketika saya membaca Rich Dad Poor Dad. Banyak istilah keuangan selama 20 tahun terakhir, dan saya bertanya-tanya apakah beberapa prediksi datang Kyosaki benar. Ketika saya membaca buku itu, saya benar-benar seperti cara Kiyosaki melihat dunia dari sudut yang berbeda. Ini membuat saya berpikir secara berbeda tentang bisnis dan investasi saya dari sebelumnya. Kiyosaki tampaknya menjadi sosok polarisasi Anda mencintai atau membenci pekerjaan Anda. Kerja dolar sederhana komentar Kiyosaki, misalnya, menambahkan banyak prasangka pribadi, dan saya pikir itu tidak adil. Saya mencoba untuk mengambil pandangan yang netral dan mendiskusikan buku berdasarkan pengalaman saya di dunia bisnis. Rich Dad Poor Dad harus dipertimbangkan sebagai umum titik awal – ringkasan investasi / masuk, daripada daftar item spesifik yang akan dilakukan sebagai pengusaha. Robert Kiyosaki berfokus pada enam poin utama dalam buku ini. Titik-titik ini – perbedaan antara ayah “miskin” ayah kandungnya dan ayah dari “kaya” yang membantunya memahami bisnis dan menjadi kaya – adalah 1. Orang Kaya Tidak Bekerja Untuk Uang 2. Pentingnya Pendidikan Keuangan 3. Mengurus Bisnis Anda Sendiri 4. Pajak Dan Korporasi 5. Orang Kaya Menemukan Uang 6. Kebutuhan Untuk Berkerja Untuk Belajar Dan Bukan Berkerja Demi Uang Poin Bagus Dalam Buku Sistem Pendidikan Yang Cacat Seperti Robert disebutkan beberapa kali dalam buku ini, kita telah menonaktifkan sistem pendidikan tradisional. sistem pendidikan kita terutama dirancang untuk menciptakan dan karyawan dapat memiliki efek negatif bagi pengusaha. Seperti disebutkan Kiyosaki, yang tidak merekomendasikan bahwa orang pergi melalui pendidikan yang lebih tinggi; Dia menyarankan bahwa pendidikan tinggi akan membantu untuk “rasa”. pendidikan keuangan adalah sesuatu yang jarang dibahas di sekolah-sekolah, dan jika dibahas, hanya pada tingkat dasar. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, saya membuat titik pusat dan staf akan memastikan bahwa anak-anak saya dididik di daerah ini. Biaya pendidikan terus tumbuh lebih cepat daripada inflasi. Sebagian besar sistem pendidikan kita rusak. Robert merespon pernyataan tentang masalah ini. Menjadi Pengusaha Tidak Beresiko Kepercayaan populer adalah bahwa memiliki bisnis adalah berisiko daripada bekerja untuk orang lain. Saya rasa saya memiliki sebuah perusahaan memberikan Anda semua keterampilan kemerdekaan yang tidak akan Anda dapatkan ketika Anda bekerja untuk orang lain. Jika ada, dengan mentalitas “cradle mati” Hari ini, kami menciptakan orang-orang yang paling tergantung. Memiliki bisnis telah memberi saya otonomi yang lebih besar dan banyak keterampilan berharga yang saya masih menggunakan jika saya bekerja untuk orang lain. Setiap minggu, sekarang aku melakukan apa yang saya menilai atau membuat bisnis yang berisiko terbayangkan sebelumnya. Tempat Tinggal Utama Anda Bukan Aset Selama bertahun-tahun, secara umum diterima bahwa tempat tinggal utamanya adalah aset. Robert mengatakan saya pikir bahwa rumah Anda bukanlah aset yang tidak menghasilkan arus kas positif. Runtuhnya gelembung perumahan dan ini terbukti benar. Sementara harga sewa dan nilai yang lebih rendah, jika Anda berfokus pada arus kas positif, membuat lebih banyak uang setiap bulan. Robert datang untuk mengatakan dalam bukunya bahwa nilai rumah tidak selalu. Hampir semua produk konsumen adalah suatu keharusan – sesuatu yang bahkan tidak. Kiyosaki mengatakan Anda harus membeli investasi yang menghasilkan arus kas untuk membantu membayar untuk Anda “hal-hal kecil”. Saya rasa ini adalah cara yang bagus untuk melihat bagaimana pembelian mainan Anda. Apa itu Aset Dan Kewajiban ? “Aset adalah sesuatu yang menempatkan uang di saku Anda. Tanggung jawab adalah sesuatu yang mengeluarkan uang dari saku Anda. “ Banyak kritikus Kiyosaki menunjukkan bahwa pernyataan ini tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Memang benar, dan Robert mengaku. Bahkan, banyak orang kehilangan adalah bahwa Anda harus fokus pada arus kas untuk menjadi kaya. Keluhan Tentang Buku Ada banyak laporan bahwa Robert tidak ada “Rich Dad” dan menciptakan. Ini mungkin benar, tetapi ada banyak buku keuangan pribadi yang karya fiksi. Barbier buku kaya yang datang ke pikiran. Masalah dengan beberapa orang adalah bahwa Robert digunakan untuk memesan non-fiksi tidak, dan setuju dengan keluhan. Saya menemukan semenarik yang menempatkan situs Robert John Reed, tetapi sekaligus juga pekerjaan menjual tebu itu sendiri. Robert tidak meminimalkan peran risiko dalam investasi. Hal ini cukup akurat, tapi itu menunjukkan bahwa Anda perlu memahami investasi Anda sebelum memasuki. Robert mengatakan bahwa investasi itu riskan jika Anda tidak mengerti apa yang Anda berinvestasi. Selain itu Robert juga merekomendasikan apabila anda ingin menndapatkan penghasilan tambahan online anda dapat bergabung dengan situs judi online terpercaya di Indonesia melalui link berikut Ringkasan Meskipun saya masih merekomendasikan buku ini, terutama bagi pengusaha, buku ini memiliki beberapa kekurangan. Saya pikir sebagian besar isu yang dibahas sekarang ujian waktu. Tetapi mengambil sebagian dari apa yang dikatakan Robert Kiyosaki dengan sebutir garam. Baca, jika bukan karena motivasi, hanya untuk membuat Anda berpikir berbeda dari karyawan dibayar. Saya tidak suka atau benci itu, jadi mengapa saya memberikan buku ini tiga dari lima. Jika Anda memilih untuk membaca buku dari Robert, saya sarankan Anda membaca hanya Rich Dad Poor Dad dan Ayah kaya arus kas kuadran. Kebanyakan buku-buku lain hanya mengulangi kedua buku ini. Saya tidak menyarankan menghadiri seminar lokal. Aku akan terus buku dalam daftar buku terbaik tentang keuangan pribadi alasan utama saya untuk berpikir di luar kotak. Baca juga Ulasan buku Where the Crawdads Sing oleh Delia Owens
Sedikitreview tentang kedua buku tersebut yaitu dalam buku "Rich Dad Poor Dad" Robert Keyosaki menceritakan tentang 2 ayah nya, ayah yang pertama yaitu ayah yang kaya yang berprofesi sebagai seorang pengusaha dan ayah yang kedua yaitu ayah yang miskin yang berprofesi sebagai seorang guru/pengajar. kedua ayahnya memang berbeda prinsip dalam
TermasukCara Menciptakan Uang, Ini 10 Kelebihan Buku Robert Kiyosaki. 2020.07.17. Robert Kiyosaki adalah salah satu penulis buku best seller di dunia. Bukunya yang bejudul Rich Dad Poor Dad ini bahkan menjadi pedoman banyak bisnis di dunia, terutama bisnis multi level marketing atau MLM. Buku itu berisi tentang bagaimana cara menjadi seorang
Judul Rich Dad Poor Dad (Apa Yang Diajarkan Orang Kaya Pada Anak-anak Mereka Tentang Uang - Yang Tidak Diajarkan Oleh Orang Miskin Dan Kelas Menengah) Penulis: Robert Kiyosaki Genre: Bisnis/Manajemen Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2016 (edisi kedua) Jumlah halaman: 208 Bahasa: Bahasa Indonesia Alih Bahasa: J. Dwi Helly Purnomo "Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk
2XOWrV. 4c1i0ulanr.pages.dev/1634c1i0ulanr.pages.dev/104c1i0ulanr.pages.dev/104c1i0ulanr.pages.dev/1064c1i0ulanr.pages.dev/3024c1i0ulanr.pages.dev/2654c1i0ulanr.pages.dev/3904c1i0ulanr.pages.dev/1134c1i0ulanr.pages.dev/194
review buku rich dad poor dad